Pada malam yang terindahkan, ketiadaan yang membandingkan dua pembeda. Ada secarik harapan pada batasan yang tak tampak. Kesemuanya menjadi seolah nyata, bukan karena kecupan muskil, tapi kedekatan yang menjanjikan rasa.
Bertanya pada diri, ternyata tak ada kesiapan berarti. Mengacu pada keadaan, membiarkan semua terseret oleh agungnya hening malam tanpa riuh gulat penjaga malam.
Keakraban yang membalut, keceriaan tercipta dari simpulnya pagi menyapa. Dan benar saja, kegundahan meracuni batang tua tanpa penyangga.
Selalu siap, sigap rasanya tak lagi mengenal waktu, selalu terjaga ketika hadir para pengusik ciik. Dan terima kasih, karena sebagian dari luka ini terobati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar