Memiliki apa yang terkehendaki tidak lebih dari kepuasan yang tak pernah tersyukuri. Merujuk pada peradaban yang kian menyimpan potensi, bukan tidak mungkin keterpurukan adalah perisai yang terkuasai.
Bukan pengalaman yang menjadikan kita meliuk anggun, namun di setiap detail gerak kita, selalu ada yang tersirat membuai dan membuat miris kita.
Kenapa hanya dalam sekejap aku mendayu-dayu, merengek seolah mengemis tanpa wibawa, tanpa jabat halus aku meronta tak terelakkan, pedih. Dan tema tentang penyusup menjadi kembali terangkat karena kegelisahan yang terus terbawa arus susunan kata.
Aku menginginkannya bukan karena keindahan mencolok, ada titian yang tak terungkap, dan hanya mimpi yang mampu mewujudkannya.
Berawal dari jepret abadi, kemuliaan mencintai kembali bertarung dengan halusnya tutur yang menodai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar