Bersikeras menjadi pertanda tentang keegoisan yang merajut melilit tak tertampik. Mengais bertuan, sangat memalukan.
Tercukupi oleh kesendirian yang terdampingi ucap manja, senandung menggemaskan yang mempermainkan tidak membuat jenuh teriakan yang terus membahana. Kami akan bertemu, bertatap muka dengan batas etika, sesuatu yang tidak mungkin membuat gembira, meski sore mengizinkan harmoni bercerita.
Akan ada rasa yang tersakiti, dan dunia tertawa melihat sikap acuhnya. Masih tentang sore yang menentukan, menutup diri dari prasangka yang tak ter-iyakan, semoga batasan maya menjadi nyata selayaknya degup detak yang tak urung henti.
Mari membuat sejarah, tentang pelajaran berharga yang tak kita dapat dari sekolah, tentang kepribadian yang mendamba, tentang diri yang terisolasi, tentang kisahnya yang mengagumi priyayi. Dan tahukah kita, ada sepenggal paragraph yang terlewatkan pada inti dari kisah nya.
Semoga ada lembar kosong pada akhir halaman-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar